ALAT PENDETEKSI KERETAKAN PADA BANGUNAN MENGGUNAKAN
SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK DENGAN
KOMBINASI MICROKONTROLLER
Afdhal Irfan
Jurusan
Teknik Elektro , Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
E-mail : afdhalirfanifal@gmail.com
ABSTAK
Ultrasonic Non Destructive Test
(NDT) adalah salah satu teknik pengujiaan
bangunan tanpa merusak benda uji melalui pantulan gelombang ultrasonik .
Pengujiaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya cacat atau retak pada material
bangunan secara dini, dan menghindari kegagalan saat digunakan. Propagasi
gelombang ultrasonik didalam struktur bangunan mengalami pemantulan atau
pembelokan pada saat mengenai medium
dengan indeks berbeda. Propagasi gelombang ultrasonik tersebut kemudian
diekstra menggunakan metode Continuous
Wavelet Transform (CWT) untuk merepresentasikan permukaan material yang
didasarkan pada frekuensi dan waktu pantul/belok sebagai dasar jarak keberadaan
rongga (cacat) CWT mempunyai keunggulan pada proses analisis sinyal yang lebih
cepat dibandingkan dengan metode lain seperti transformasi fourier dan
mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan sinyal nonstasioner dalam domain
waktu-frekuensi. Material uji yang digunakan pada penelitian ini adalah bangunan
tembok. (steel 1020) , sedangkan peralatan penunjang utama yang digunakan
adalah probe ultrasonik tipe pulse-echo single
probe 4MHz. Software utama yang digunakan untuk
pengolahan sinyal pada penelitian ini adalah DELPHI. Dari hasil analisis sinyal
diketahui bahwa NDT dengan metode CWT mampu merekonstruksi cacat material
dengan baik.
PENDAHULUAAN
1.1
Latar Belakang
Suatu
bangunan pada saat pembuatan tidak dapat dipungkiri dari suatu permasalahan
kecacatan fisik atau kerusakan yang terjadi didalam bangunan tersebut.
Kerusakan tersebut dapat menjadi resiko yang dapat membahayakan serta
menimbulkan banyak kerugian. Oleh sebab itu perlu dilakukan uji coba kualitas
terhadap bangunan tersebut agar dapat mengurangi dampak resiko yang dapat
mwmbahayakan serta merugikan banyak pihak.
Uji suatu kualitas bangunan dapat dilakukan bila
ingin dapat tahu apakah ada keretakan atau tidak ada pada suatu bangunan.
Informasi yang ada tidaknya suatu keretakan sudah cukup sebagai dasar pengambilan
keputusan, misalnya suatu bangunan yang mengalami keretakan akan dilakukan
penambalan pada titik keretakan. Hal ini penting dalam uji kualitas bangunan
adalah ukuran keretakan dan dampak yang akan terjadi dan apakah bangun tersebut
masih layak digunakan sebagai mestinya.
Ukuran kecacatan didalam suatu bangunan dapat
diketahui dengan cara uji coba tak merusak(Non
Destructive Test) yaitu dengan metode Ultrasonic
Test. Seperti yang pernah di kemukakan oleh yatarif (2008) bahwa untuk
mengetahui kondisi didalam suatu bahan baku tersebut apakah dalam kondisi baik
atau mengalami kecacatan atau tidak, dapat dilakukan dengan cara pengujiaan Non Destructive Test (NDT) yaitu dengan
cara Ultrasonic Test untuk melihat
cacat (keretakan) pada bagian dalam suatu benda yang meliputi jarak keretakan
dari permukaan, bentuk keretakan dan ukuran keretakan. Untuk melakukan
pengujiaan Non Destructive Test (NDT) bias
menggunakan sensor Ultrasonik dapat
mendeteksi kecacatan obyek dengan cara memancarkan gelombang Ultrasonik selam selang waktu yang di tentukan yang
mendeteksi pantulan oleh benda tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas maka
dalam penelitian ini akan diimplementasikan suatu pengujian terhadap ukuran
kecacatan (keretakan) bangunan.
1.2
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu bagaimana
mendeteksi ukuran keretakan dalam suatu bangunan tanpa merusak benda padat
tesebut.
1.3
Batas
Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan
ketentuan berikut :
1. Sensor
ultrasonic yang digunakan adalah sensor yang berfrekuensi kerja yang berupa duah buah probe sebagai
transmitter dan receiver secara terpisah.
2. Benda
padat yang dipilih untuk melakukan pengujian yaitu sesuai dengan batasan kemampuan frekuensi
gelombang ultrasonic yang dapat dipancarkanoleh sensor yaitu padat terbuat dari
semen air dan pasir.
3. Benda
padat yang akan diuji telahditentukan sebelumnya ukuran kecacatanya
4. Posisi
sensor pada saat melakukan pengukuran menempel pada permukaan bangunan pada uji
yang digunakan.
5. Variasi
pengukuran dengan kelipatan 1cm pada sisi panjang 0-21cm pada posisi lebar dari
0-6,5cm.
1.4
Tujuan
Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian adalah bagaimana merancang system untuk
mengetahui ukuran kecacatan dalam suatu bangunan.
1.5
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat
penelitian ini diharapkan dari system yang sudah dibuat dapat menentukan ukuran
kecacatan pada bangunan sehingga pengguna dapat mengetahui apakah bangunanya
layak atau tidak.
METODE
Dalam bab
kedua ini , membahas tentang teori dasar dalam rangkaain alat
pendeteksi. Pokok teori yang akan dibahas yaitu teori tentang pendeteksi
keretakan dengan sensor ultrasonic
2.1 Pengertian gelombang Ultrasonik
Ultrasonik adalah suara
atau geteran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk didengar oleh telinga
manusia, yaitu kira-kira diatas 20Khz. Sehingga beberapa hewan , seperti
lumba-lumba menggunakan sebagai alat komunikasi, sedangkan kelelawar
menggunakan gelombang ultrasonic sebagai navigasi. Dalam hal ini , gelombang
utrasonik merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi
gelombang suara
(sonik). Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat , cair, gas.
Reflektivitas dari gelombang ultrasonic ini dipermukaan cairan hampir sama
dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelomban ini
diserap.
Rumus gelombang
ultrasonic , maka cepat rambat bunyi dapat ditulis seperti
2.2 Transformasi wavelet
merupakan
salah satu teknik terbaru yang muncul sebagai teknik pemrosesan sinyal
non-stasioner. Analisis sinyal dengan menggunakan transformasi wavelet lebih
cepat dari pada menggunakan analisis transformasi fourier[2]. Penggunaan
transformasi wavelet sangat potensial untuk mengektraksi fitur sinyal A-scan
dari domain waktu kedalam
domain waktu-frekuensi
Rumus cepat rambat gelombang :
|
V=
cepat rambat bunyi(m/s)
ƛ
= panjang gelombang (m)
T
= periode (s)
Jika
bunyi melewati batangan yang padat dan panjang, maka laju bunyi sebesar :
E
= modulus young (N/m2) rumus cepat rambat bunyi
p = massa jenis (kg/m3)
Alat
a.
Multimeter
b.
Tang
c.
Obeng
d.
Boor
e.
Pisau
f.
solder
Bahan Penelitian
a. komputer denagan program Delphi
b. microkontroller
c. sensor
ultrasonik
d. motor
steper 2 buah
e. LCD
f. Material
sebagai sampel yang akan dilakukan pengujian
g. Rangka
dudukan alat uji
Perancangan Alat Uji
Skema
dan pembuatan alat uji NDT Ultrasonik test menggunakan microkontroller seperti dibawah ini :
Probe ultrasonik
yang digunakan adalah pulse-echo single element dengan frekuensi 4MHz,
dengan metode pengujian direct contact. Probe ultrasonik digerakkan oleh
2 motor untuk menghasilkan gerakan scaning arah x dan y terhadap luasan material
uji. Motor dikendalikan oleh mikrokontroler melalui perintah dari komputer.
Pulsa ultrasonik dibangkitkan dari
pulser-receiver dengan PRF (Pulse
Repetition Frequency) sebesar 1kHz dengan amplitudo -125V. Akuisisi data
hasil pemantulan ultrasonik menggunakan osiloskop digital dengan kemampuan
250Sa/s, 8 bit. Data akuisisi dikirim ke komputer untuk diproses melalui
komunikasi serial (USB) dengan protokol komunikasi standar IEEE488.2,1992.
Pre-prosesing
sinyal digital hasil pemantulan seluruh sinyal scaning (x,y) menggunakan CWT
dengan level penskalaan sebanyak 128 level. Hasil transformasi sinyal di-treshold
untuk mendapatkan lokasi (dalam t) dari frekuensi sinyal pantul. Selanjutnya
setiap titik-titik yang terdeteksi dikelompokkan dalam susunan posisi atau
lokasi dengan tingkat warna yang
bervariasi
sebagai representasi dari pola cacat (rongga) material. Sebagai hasil akhir pengelompokan
tersebut di petakandalam grafik 3 dimensi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data
akuisisi hasil pembacaan dari osiloskop mempunyai panjang data 4000 dengan frekuensi
sampling 100MHz. Data tersebut dibaca dan dilakukan pemrosesan sinyal digital
dengan menggunakan pemrograman delphi . 1000 data pertama digunakan sebagai
inisialisasi sehingga data orisinil dari pemantulan dimulai dari data ke 1001
sampai 3000. Sinyal pantul hasil pembacaan dapat dilihat seperti pada gambar 4.
Gelombang
pertama yang muncul adalah getaran ultrasonik pada permukaan benda. Berikutnya
disusul gelombang pantul 1, 2 dan 3. Dari gelombang pantul pertama ke pantulan
ke-2 dan ke-3 gelombang mengalami atenuasi sebesar 20%. sinyal
tersebut distribusi frekuensi yang muncul dapat dilihat pada gambar 5. Energi frekuensi
tertinggi muncul pada frekuensi 4.42MHz.
Jika diambil
gelombang pantulnya saja untuk pemantulan pertama antara t = 9.5 s sampai dengan 12 s, frekuensi yang muncul adalah 4.30MHz.
Sinyal dan distribusi frekuensinya dapat dilihat pada gambar 6 dan 7.
wavelet
selanjutnya dilakukan normalisasi sinyal untuk mendapatkan sinyal dengan amplitude
minimal 0 dan maksimal 1. Proses berikutnya dilakukan thresholding untuk mendapatkan
lokasi pulsa pantul pertama yang muncul sebagai skala-waktu, seperti pada
gambar 10. Keseluruhan hasil dari thresholding dikelompokkan terhadap fungsi
jarak pada posisi x dan posisi y
mm, sehingga
terdapat 500 sampel sinyal. Setiap sinyal dilakukan pemrosesan dengan
menggunakan transformasi wavelet. Dengan menggunakan mother
mm, sehingga
terdapat 500 sampel sinyal. Setiap sinyal dilakukan pemrosesan dengan
menggunakan transformasi wavelet Morlet dengan penskalaan sebanyak 128,
dengan amplitude
sebagai fungsi kedalaman rongga (cacat) yang ada di dalam bangunan.
Representasi dari amplitude (kedalaman) dinyatakan dalam gradasi warna gelap
(minimum) sampai terang (maksimum) seperti pada gambar 11.
Pola
yang dibentuk dari gambar 11 dibuat rekonstruksi 3 dimensi seperti ditunjukkan
pada gambar 12.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan
pada analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa NDT dengan metode CWT
mampu merekonstruksi cacat material dengan sempurna. Cacat material pada
penelitian ini sengaja dimodelkan dalam lekukan sederhana yang beraturan untuk
memudahkan proses analisis data. Kesuksesan rekonstruksi pada cacat material
beraturan pada penelitian ini, akan digunakan sebagai dasar rekonstruksi cacat
material yang tidak beraturan pada penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Non-Destructive
Testing Inspector’s Handbook. American Society for Nondestructive Testing,
USA, 2002
[2] Michael, B.
(2002), Basic Prinsiples of Ultrasonic Testing Krautkramer Ultrasonic
System, Agfa NDT GmbH, Hürth,
Germany.
[3] Thouraya M.,
Bachir B., Malika B.(2009), Defect Clustering using Kohonen Network during
Ultrasonic Inspection,
IAENG
International Journal of Computer Science, 36:3, IJCS_36_3_04.
[4] Pagodinas,
D. (2002), Ultrasonic Signal Processing Methods for Detection of Defect in Composite
Materials, Ultragarsas, No. 1392-2114, hal. 47-54.
[5] Zagan, R.,
Petculescu, P.,Peride, N., Prodan, G.C., (2003), Comparison Between Ultrasonic
and Wavelet Análisis for Characterization Stainlees Alloys, WCU Paris,
September 7-10.
[6] Redouane, D.
dan Abdesselem, B. (2006), Ultrasonic Signal Processing in the Detection of
Defect in Composite, ECNDT, No. 148, hal. 1-9.
[7] Tumsys, O
dan Raisutis, R (2007), Reduction of a Structural Noise by Application of
the Wavelet Transform with Level-dependent Thresholds Ultragarsas, No.
1392-2114, hal. 18-23
[8]
American Society for Non Destructive Testing. (2002). Non Destructive
Testing Inspector’s Handbook. USA: American Society for Non Destructive
Testing.
[9]
Bartholommev, Davis. (1963). Electrical Measurements and Instrumentation.
Boston: Allyn and Baccon, Inc.
[10] Ryder, John D. (1964). Electronic
Fundamentals and Applications 3rd Edition. Englewood Clffe, NJ:
Prentice-Hall, Inc.
[11] International Atomic Energy
Agency, Vienna. (1999). Non Destructive
Testing:
A Guidebook for Industrial Management and Quality Control Personnel. Austria.
IAEA.
[12]
William, D, Calister, Jr dan David, G, Rethwisch. (2009). Materials Science
And
Engineering An Introduction Eighth Edition. America : John Wiley & Sons,
Inc.
[13]
Marlin Ramadan B.(2008). Aplikasi ultrasonik pendeteksi keretakan dalam
logam.
Komentar
Posting Komentar